Kamis, 27 Maret 2014

DIL KA RISHTA [sebuah puisi]

angin malam bawakan udara kesunyian
debur ombak di laut yang gelap
tak mampu mengurai beribu hasrat
kekangenan yang terbujur kaku
di kaki sang waktu yang terus berlalu.

masih kumimpikan engkau
dalam balutan senyum yang memukau
berbisik tentang kasih sayang
rindu, cinta, dan masa depan.
namun siapa yang mampu menolak takdir
di saat cinta telah terukir
kepalsuan itu menjelma duri
hingga tanpa kusadari kau telah pergi.

tak bisakah kau sekedar menanti
hingga mampu kurakit sebuah perahu jati
berlayar di kehidupan
mengarungi suka duka dalam satu ikatan.

tak bisakah kau sekedar menunggu
hingga kubangun sayap-sayap rindu
terbang di antara awan-awan biru
bebas dari segala kebimbangan dan ragu.

tak bisakah kau sekedar setia
hingga taman penuh bunga beraneka
lalu keharumannya bisa kujaga
mewangikan tubuhmu dalam kemilau dunia.

namun salah kau artikan penantian
kau robek mimpiku dengan kebungkaman
kau campakkan cinta dalam keacuhan
dan merusak kasih lewat cercaan.

dan semua berlalu sia-sia
sebuah kisah yang masih terjaga.

dil ka rishta
saksi cinta sebuah hati
kekasih yang tersakiti
duka dan luka yang tah terperi.

kenangan itu... .
pantai yang kian menjauh
menyisakan diri yang jiwanya kian merapuh.


desa lumalang, bojonegara, kab serang, banten
senin dini hari, 18 oktober 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar