Entah untuk keberapa kalinya saya mengazamkan tekad untuk
menulis sesuatu, entah itu sekedar coretan iseng yang hanya di save dalam
folder laptop yang mungkin takkan pernah kubuka-buka lagi, atau catatan ringan
di facebook yang sekedar menjadi tanda kalau saya masih eksis di dunia, catatan
facebook yang hanya di like tapi tak ada yang membaca apalagi berkomentar
hahaha... bisa juga artikel mungil di blogku yang mencoba berbagi sesuatu yang
nyatanya tak pernah juga ada yang mampir di blogku. Hahaha... dan selalu azam
tersebut saya ingkari sendiri, untuk jangka waktu yang relatif lama tak ada
tulisan satu pun yang tertuang di lembar putih microsoft word. Ternyata memang
tidak mudah melazimkan sesuatu, mengingat satu peribahasa dari barat sono...
all start is difficult, atau peribahasa negeri sendiri, Tuhan bisa karena
Kuasa, manusia bisa karena terbiasa.
Saya baru saja turun dari menunaikan shalat maghrib, membuka
laptop dan microsoft word terklik. Dan meluncurlah keluhan-keluhan konyol ini.
Ya saya akui bukan tak ada ide menuliskan sesuatu, tetapi masalahnya adalah
saya malas saja untuk menuangkannya dalam baris-baris kalimat dan paragraph.
Catatan ini saya buat menjadi langkah awal lagi niat saya
untuk eksis di dunia kepenulisan, persetan apakah layak baca atau tidak,
bermanfaat atau tidak bahkan mendapatkan keuntungan atau tidak. Karena akhirnya
saya menyadari satu hal, apapun yang jadi alasan tidaklah penting, jauh lebih
penting adalah seberapa kuat alasan tersebut mampu membuat pelakunya melakukan
tindakan berdasarkan alasannya tersebut.
Dalam dunia tulis menulis saya berpatokan pada tips-tips
yang di berikan mark levy dalam bukunya “menjadi jenius dengan menulis”. Saya
tidak mau peduli dengan segala aturan kaku dunia penulisan yang hanya membuat
saya justru urung menuliskan apa yang hendak saya tuliskan, yang saya tahu
hanya menuliskan apa yang melintas di fikiran, hanya itu tak ada embel-embel
lain.
Kembali bicara tentang niat awal untuk bertekad terus
menulis, ini sebenarnya berbanding lurus dengan hobby saya yaitu membaca. Saya
sangat berharap dan ingin menjadi seorang penulis, so penulis apa saja, saya
tidak mau membatasi diri saya. Sampai nanti gelar “best seller” bisa saya raih,
bukan “best author”. Kenapa? Gak munafiklah kalau saya masih butuh uang hehe...
Jadi ini biarlah menjadi catatan awal, dan tentu saja saya
harus meniapkan hal-hal tertentu agar kejadian yang lalu tidak terulang lagi,
yaitu saya menjadi malas menulis. Itu tidak boleh terjadi lagi. Adakah saya
punya tips-tips khusus untuk membuat saya tetap pada tekad saya untuk terus
menulis? Tak ada tips khusus, apalah artinya mengoleksi banyak tips kalau
sekedar di koleksi sebagai ilmu pengetahuan semata tanpa punya nilai manfaat
buat saya, simplenya adalah apapun yang saya lihat, dengar dan rasakan akan
saya tuliskan, entah dalam bentuk tulisan yang panjang atau hanya satu
paragraph pendek. Yang penting mulai menulis menulis dan menulis.
Doakan saja saya bisa rutin membuat tulisan, kumpulan
tulisan yang mengedepankan kuantitas, namun insya Alloh cepat atau lambat akan
mengalir hal-hal berkualitas dari apa yang kedepannya nanti saya tuliskan.
Terima kasih kalau sejauh ini ada yang menyempatkan membaca, secara teknis ini
mungkin tak ada manfaatnya, tetapi jika kamu punya kendala yang sama rasanya
akan ada satu atau dua point dari artikel remeh ini yang bisa kamu ambil, lalu
kita berjalan bersama melewati proses ini menuju apa yang kita impikan
masing-masing, sampai jumpa pada tulisan saya berikutnya.
Pahoman Bandar lampung, 09 Agustus 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar