Deru ombak yang menghantam di sisi kapal menderu berbaur
dingin angin malam di tengah lautan yang menghampar hitam, dev menatap jauh
kedepan pada kegelapan, menikmati aroma laut yang menenangkan, beberapa orang
yang lalu lalang di belakangnya seakan tak mengusiknya, ia begitu asik dengan
pikirannya sendiri sampai tak di sadari, seorang gadis telah sama berdiri di
dekatnya, di sisi kapal, sama-sama memandang jauh kedepan.
“sendirian, mas”, tanya gadis itu yang segera membuyarkan
lamunan dev, sedikit gugup karena terkejut dev menoleh kesampingnya.
“Iya”, jawab dev singkat seraya melemparkan sesungging
senyum bersahabat, gadis itu balas tersenyum padanya, dan dev baru menyadari
bahwa sosok gadis yang kini sama-sama berdiri di sisinya adalah seorang gadis
yang cantik dengan tebaran senyumnya yang menawan.
“nama saya dewi”, ia mengulurkan jemarinya.
“dev, senang bisa berkenalan sama kamu”, Dev merasakan sentuhan
yang begitu halus, dengan kehangatan yang menjalari lengannya saat ia balas
menjabat uluran tangan dewi, meski baru pertama jumpa sejujurnya dev terpesona
akan kecantikan dewi yang tampak begitu anggun, dewi mengenakan almamater
berwarna hijau dengan syal yang melingkar menutupi lehernya, yang melindungi
dari dinginnya udara malam di laut.
Rambutnya yang lurus panjang itu berkibar
tersapu kencangnya angin, sesekali beberapa helainya menutupi wajahnya, yang
segera di rapikan kembali oleh jemarinya yang lentik.
“kuliah di lampung ya?”, tanya dev
Dewi tak menjawab, hanya anggukan halus yang menandakan ia
benar seorang mahasiswi, tak perlu bertanya dev tahu bahwa dewi kuliah di IAIN,
tampak jelas terbaca dari almamaternya.
“asli tinggal di lampung juga ya, mas?”.
“iya. Di pahoman. Dewi sendiri?”
“saya di baruna jaya panjang, mas”
“ooh”
Selanjutnya dewi dan dev terlibat percakapan ringan,
sesekali di selingi tawa oleh joke-joke kecil mereka, meski baru kenal mereka
tampak sudah begitu akrab, dan seakan tak peduli dengan udara yang kian dingin
mereka terus asik dan larut dalam perbincangan.